Menebar Pengaruh Positif
Menciptakan karyawan berwawasan terbuka dan berpikiran maju menjadi acuan yang dipegang PT IFS Solutions Indonesia untuk mengembangkan perusahaan.Prinsip-prinsip dasar itulah yang dikembangkan oleh Presiden Direktur PT IFS Solutions Indonesia Sutan Simandjuntak dalam menakhodai perusahaan di bidang teknologi informasi (TI) ini. Menurut Sutan, perusahaan harus menjadi sentral tempat orang menambah pengetahuan.
Bisa diceritakan sekilas bidang usaha yang dijalankan IFS di Indonesia?
Istilah enterprise resources planning (ERP) sudah sangat familier di dunia usaha.Kami di PT IFS Solutions Indonesia salah satunya juga bergerak di bidang ERP. Seiring perkembangan bisnis teknologi informasi (TI) yang kian menarik, produk yang kami jual bukan sekadar layanan konsultasi bisnis, melainkan juga aplikasi.Kami punya produk sendiri, di mana bisa menjual lisensi dan memfasilitasi perawatannya. Saat ini layanan ERP yang kami kembangkan telah digunakan oleh berbagai sektor industri.
Seberapa penting peran ERP bagi sebuah perusahaan atau industri?
Perusahaan yang menggunakan ERP ini artinya mereka sudah berpikir jangka panjang. Mungkin kita pernah mendengar perusahaan yang sukses mengembangkan bisnis berkat tangan dingin pimpinan atau pengelola yang ahli.Tapi,begituorangitupergi,kinerja perusahaan menurun. Seharusnya siapa pun orang atau pengelolanya, perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik. Sebab itu, diperlukan sistem seperti ERP yang memiliki beberapa keuntungan dan mudah digunakan.
Keuntungan apa yang dimaksud?
Suatu perusahaan yang terus berkembang pasti akan menghadapi persoalan bisnis lebih kompleks. Melalui sistem ERP yang mengintegrasikan semua fungsi dalam perusahaan, proses bisnis menjadi lebih efisien dan banyak pekerjaan yang bisa dipersingkat. ERP juga berfungsi sebagai penyedia informasi, di mana semua aplikasi perusahaan dikemas dan disimpan di pusat penyimpanan data yang bisa diakses oleh semua bagian yang membutuhkan.
Tapi,tidak semua perusahaan mau berinvestasi di bidang ERP?
Banyak perusahaan di Indonesia yang ingin berkelas dunia dan punya produk berlevel internasional. Sayangnya, untuk mengajak mereka ke kelas dunia melalui terobosan ERP ini sulit, terutama jika dikaitkan dengan biaya. Di Indonesia investasi di bidang software juga belum menjadi kebutuhan utama. Banyak yang beranggapan tanpa sistem pun perusahaan sudah bisa jalan.Ini tantangan dan tugas kami untuk memasyarakatkan pengetahuan tentang ERP dengan lebih baik.
Caranya?
Kami harus punya konsultan yang benar-benar kompeten, memiliki kemampuan komunikasi, dan bisa menjelaskan dengan baik.Mengubah paradigma itu tidak mudah, apalagi barang yang kami jual tidak kelihatan wujudnya. Dengan begitu, hal utama yang harus kami perjuangkan adalah kepercayaan dan keyakinan klien. Maka itu, kami mengembangkan dua konsep yaitu garansi dan reputasi.
Perkembangan sistem ERP sejauh ini seperti apa?
Perkembangan ERP tidak terlepas dari berkembangnya rekayasa pabrikasi (manufacturing). Cikal bakalnya adalah material requirement planning (MRP),lalu muncul MRP II,ERP,dan saat ini masuk ke extended ERP.Pembicaraan tentang ERP II juga mulai gencar.ERP generasi kedua ini sudah fokus ke industri. Maka itu, IFS pun banyak bergerak di bisnis berbasis proyek, dalam hal ini misalnya engineering procurement construction(EPC).
Apa yang membedakan?
Kompleksitas EPC lebih tinggi dibandingkan pabrikasi.Kalau pabrikasi itu kan lebih ke produk massal,sedangkan di EPC tidak massal. Sekarang di dunia banyak pelanggan kami dibidang EPC tersebut.Biasanya,masalah dalam industri sejenis ini adalah cara mengelola biaya,waktu,sumber daya,cash, dan risiko.Ini yang dalam solusi kami dikemas dalam satu aplikasi terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga kami bisa mengontrol proyek dan visibilitasnya, serta perencanaan ke depan.
Perusahaan apa saja yang biasanya memanfaatkan layanan ERP atau EPC?
Perusahaan yang besar sampai mikro pun bisa menggunakan ERP. Layanan kami pun bisa menyesuaikan kebutuhan pelanggan agar matching dengan bisnisnya. Selama ini klien kami terbanyak dari pabrikasi, industri pemrosesan, automotif, ritel, utilize. Sekarang kami mau tingkatkan yang EPC karena masih jarang yang bermain di situ.Tapi,diperlukan edukasi karena masih banyak yang bingung soal investasi ERP atau EPC ini biayanya dibebankan ke mana? Padahal, satu perusahaan besar dengan membeli ERP,semua proyek bisa terawasi.
Bagaimana dengan persaingan di bidang usaha sejenis IFS?
Persaingan cukup ketat. Pasar di dunia kami ini banyak, tapi vendor juga berkembang banyak. IFS merupakan satu dari sedikit vendor yang menjalankan ERP dari nol dan berkembang sampai sekarang. Kalau vendor lainnya banyak yang besar karena mengakuisisi.
Apa kunci untuk bertahan di tengah persaingan?
Layanan kami menyangkut kejelasan masa depan sehingga inovasi harus terus dilakukan, mulai perangkat keras, teknologi, sistem operasi. Inilah pentingnya kami punya penelitian dan pengembangan (litbang). Dari sisi teknologinya pun sudah ke arah mobile karena saat ini umumnya orang pakai mobile phone. Ini teknologi ke depan yang akan dimanfaatkan oleh aplikasi-aplikasi atau vendor-vendor seperti kami. Belum lama ini IFS juga meluncurkan aplikasi baru bernama Aplikasi 8 yang desainnya sudah mulai ke arah web,di mana hampir semua gadget support.
Sebagai bagian dari IFS global yang berbasis di Swedia, apa keunggulan IFS di Indonesia dibanding negara lainnya?
Ini salah satu yang membanggakan bahwa ternyata orang Indonesia punya kemampuan luar biasa.Konsultan kami di sini banyak yang dikirim ke luar dan kami juga pernah menjadi litbang untuk IFS global. Di situ kami mengaryakan orang-orang yang punya kompetensi tadi. Kami bahkan bisa sharingdengan negara lain yang tidak punya kompetensi seperti kami punyai.Ada pertukaran informasi dan pengetahuan di antara kami.
Dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) kreatif di IFS, kiat kepemimpinan apa yang Anda terapkan?
Sejak kecil orang tua saya mengajarkan prinsip “asah-asih-asuh”. Bahwasanya manusia tidak ada yang sempurna. Dia harus belajar dan berkembang dari sekitarnya, termasuk orang-orang yang ada di lingkungannya sehingga wawasan terbuka dan bisa berpikiran maju. Dasar itulah yang selalu saya kembangkan di IFS. Apalagi di sini konsultannya orang pintar semua, dan saya juga belajar dari mereka. Hal yang pasti, seorang pemimpin harus influence.Artinya,dia harus bisa membawa dan menebarkan pengaruh positif.
Bagaimana caranya?
Orang bilang pemimpin harus topdown. Pernyataan itu saya setuju, tapi dalam beberapa hal saya tidak setuju. Di kami, ide umumnya berkembang dari bawah (bottom-up).Apalagi dalam bisnis seperti kami ini, para staf inilah yang berhubungan langsung dengan pelanggan dan paling tahu kondisi di lapangan.Saya biarkan mereka berkreativitas dan mengemukakan ide-idenya. Lalu sebagai pimpinan, saya harus memberi keyakinan bahwa ide itu bisa berjalan.Saya juga harus menjaga beberapa rambu karena kami punya banyak kepentingan, mulai pemegang saham, karyawan, prinsipal, dan pelanggan. Semua aspek harus diperhatikan. ? inda susanti
Source : http://www.seputar-indonesia.com/news/menebar-pengaruh-positif
SISI LAIN – Senang Desain dan Memotret Ekspresi Anak
Bercita-cita menjadi arsitektur, Sutan Simandjuntak tak menyesali dirinya kini terjun di dunia teknologi informasi, khususnya menangani enterprise resources planning (ERP).
Pria kelahiran Jakarta, 41 tahun silam, ini mengaku tetap menemukan kesamaan antara kegemarannya dalam mendesain sesuatu semasa kecil dan bidang kerjanya saat ini. “ERP ini sebetulnya sama dengan membangun rumah. Ada komponen-komponen yang harus digabungkan supaya menjadi satu kesatuan. Bedanya, rumah itu berwujud,sedangkan ERP tidak berwujud,” ujarnya saat ditemui di kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Sutan merasa beruntung karena sempat merasakan tinggal dan kuliah di Jerman selama sebelas tahun. Dia membuktikan negara tempat mantan Presiden Habibie mengenyam ilmu itu memang luar biasa dalam inovasi dan penerapan teknologi tinggi.Walaupun tidak punya sumber daya alam sekaya Indonesia, teknologi mampu menjadikan masyarakat Jerman lebih maju dan sejahtera.
“Saat itu saya melihat Jerman sebagai negara yang kita idamkan. Mereka punya konsep menyejahterakan masyarakat misalnya melalui pendidikan gratis, asuransi kesehatan, dan jaminan hari tua. Banyak pembelajaran di Jerman yang saya bawa dan adopsi di sini, termasuk dalam kepemimpinan,” bebernya.
Sejak ditunjuk sebagai presiden direktur IFS Indonesia pada Mei 2012, kesibukan Sutan terus bertambah. Namun, ayah dua anak ini masih menyempatkan diri untuk memotret, hobi lain yang ditekuninya sejak 2009. Kendati bukan hobi, fotografi bagi Sutan merupakan hal yang sangat menarik. Sebuah foto dia ibaratkan mampu menggambarkan seribu kata.
Satu foto bisa diasumsikan berbeda oleh orang yang berbeda. “Ternyata, apa yang ada di kepala kita tentang foto itu belum tentu orang lain menangkap makna yang sama. Maka itu, dalam sebuah organisasi pun penting untuk memberikan big picture supaya diperoleh pemahaman yang sama,”tandasnya.
Pembelajaran lain yang dipetik Sutan dari fotografi adalah pentingnya mengabadikan momentum. Momentum belum tentu datang dua kali, apalagi kalau terkait perjalanan umur seseorang. Sutan mencontohkan pada masa kecilnya dulu hanya sedikit koleksi foto keluarga yang dimiliki, termasuk foto dirinya. Saat beranjak dewasa, Sutan mengaku sedih karena tak menemukan satu pun foto masa kecilnya. Menurut dia, masa kecil bisa menguatkannya, apalagi kedua orang tuanya meninggal saat dia masih muda.
”Melalui foto saya ingin melihat bagaimana orang tua memperlakukan saya. Dan mungkin saya akan melakukan hal yang sama ke anak-anak saya. Sayangnya, semua fotonya hilang,”tuturnya. Berkaca dari pengalaman itu, Sutan tak ingin anak-anaknya mengalami hal yang sama. ? inda susanti
Source : http://www.seputar-indonesia.com/news/sisi-lain-senang-desain-dan-memotret-ekspresi-anak
No comments yet.