Meningkatkan Produktivitas Industri Perkebunan Dan Pengolahan Kelapa Sawit Dengan IT
Premium Connection Edisi 10 2007
Sektor perkebunan kelapa sawit merupakan penghasil devisa nonmigas terbesar di tanah air. Sayang, sektor ini belum digarap secara profesional. Hampir 80% industri kelapa sawit yang menghasilkan crude palm oil (CPO) belum memanfaatkan IT, khususnya aplikasi enterprise resource planning (ERP), untuk mengintegrasikan proses bisnis mereka dari hulu ke hilir. Akibatnya, perusahaan tidak dapat memantau proses produksi dan menanggulangi kemungkinan-kemungkinan turunnya produksi sejak awal.
Fakta Industri Kelapa Sawit
Ketika ditanya penyebab rendahnya perhatian perusahaan kelapa sawit terhadap pemanfaatan IT di lingkungan perusahaan mereka, Rahardjo D.H Yulianto, Project Manager PT IFS Solutions Indonesia, yang berhasil ditemui Premium Connection di kantornya menjelaskan bahwa kebanyakan perusahaan tersebut masih terlena dengan luasnya lahan garapan mereka serta kebun yang masih berproduksi.
Lebih lanjut Rahardjo mengatakan bahwa harga komoditas kelapa sawit sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar kebijakan pemerintah. Perusahaan sama sekali tidak dapat mengontrol harga, demikian pula dengan suplai kelapa sawit karena hasilnya sangat bergantung pada kondisi alam yang sulit untuk diprediksi. Dengan kata lain, terdapat beberapa faktor dalam proses produksi dan penentuan harga yang tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh perusahaan.
Saat ini, terang Rahardjo, harga kelapa sawit sedang tinggi karena selain dibutuhkan untuk industri pangan dan kimia, sekarang muncul euforia untuk menggunakan CPO sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi, khususnya di negara-negara Eropa. Sedangkan suplai CPO dunia ditentukan oleh Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar di dunia, dan Malaysia di urutan kedua.
Hal ini dikuatkan oleh Yudi Dermawan, Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, Politeknik Kelapa Sawit, Citra Widya Edukasi yang juga ditemui Premium Connection di kantornya. Menurut Yudi, booming permintaan minyak kelapa sawit di negara-negara Eropa, selain sebagai bahan bakar alternatif, juga dipicu oleh hasil penemuan pada 2005 yang mengungkapkan bahwa minyak goreng dari kelapa sawit merupakan minyak goreng yang tersehat. Kandungan senyawa kimia alaminya mampu meluruhkan kolesterol yang tersimpan di dalam tubuh manusia.
Belakangan ini banyak pengusaha atau perusahaan dari berbagai sektor mengembangkan bisnisnya ke bidang perkebunan kelapa sawit. Sampoerna, Gudang Garam, Bentoel, dan Gobel adalah sebagian kecil perusahaan besar yang mulai berkecimpung di kelapa sawit. Bahkan beberapa perkebunan di luar kelapa sawit mulai mengkonversikan lahannya menjadi perkebunan kelapa sawit.
Tingginya permintaan CPO dunia dan antusiasme para investor belum mendapatkan respons yang seimbang. Industri CPO di Indonesia masih bertumbuh secara horizontal. Artinya, peruahaan-perusahaan memperbanyak lahan, memperluas dan mengakuisisi kebun dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui, pada titik tertentu pertumbuhan lahan akan terhenti, baik secara fisik maupun kualitas.
ERP untuk Industri Kelapa Sawit
Selain harga yang ditentukan sepenuhnya oleh pasar serta kebijakan pemerintah, karakteristik lainnya dari industri CPO adalah padat modal. Perusahaan harus mempersiapkan investasi untuk tiga tahun pertama, ketika perkebunan belum berproduksi. Jika investasi terhenti di tahun kedua, misalnya, maka semua modal yang telah ditanamkan akan hilang.
Di luar faktor-faktor di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat dikontrol oleh perusahaan, yakni biaya langsung dan tidak langsung, efisiensi, dan produktivitas. Selama ini, banyak industri kelapa sawit yang masih menerapkan manajemen tradisional.
Masalah-masalah kecil yang berdampak besar bagi perusahaan pun kerap terjadi, misalnya pihak manajemen yang melakukan transaksi penjualan tanpa mengetahui persis jumlah CPO yang tersedia di pabrik mereka. Belum lagi kebocoran yang terjadi di lapangan tidak dapat terkontrol oleh pihak manajemen. “Tanpa pengawasan yang terintegrasi, losses di lapangan bisa mencapai 8%,” tegas Yudi.
Solusi dari permasalah ini adalah menerapkan ERP yang memantau setiap proses bisnis yang berlangsung di industri kelapa sawit dari hulu ke hilir, Dengan aplikasi ini, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengontrol setiap proses bisnis yang berlangsung, mulai dari perkebunan, pabrik pangolahan, kantor cabang, dan kantor pusat. Perusahaan juga dapat menghitung setiap aktivitas yang dilakukan, membandingkan kondisi sebelum dan keadaan sesudah sebuah aktivitas dilaksanakan.
Dari sisi logistik, untuk menekan biaya, perusahaan dapat melakukan sentralisasi pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan sebagainya, serta mengatur keluar masuk barang sesuai dengan wilayah yang membutuhkannya. Perusahaan juga mampu menghitung setiap biaya dan anggaran yang dibutuhkan dalam setiap aktivitas, mengontrol transaksi dari beberapa perkebunan dan perusahaan, mempersingkat financial close-cycle, serta pajak.
Tantangan Penerapan ERP
Tantangan terbesar penerapan ERP di industri-industri kelapa sawit di Indonesia terletak pada “kesadaran” pelaku industri ini bahwa mereka membutuhkan peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam setiap proses bisnis yang berlangsung.
Sebagai perbandinga, di Malaysia semua industri kelapa sawit telah memanfaatkan IT. Mereka mendapat sokongan penuh dari pemerintah Malaysia yang membangunkan infrastruktur komunikasi di wilayah-wilayah perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. “Walaupun dari luas areal lahan dan produksi CPO Indonesia melampaui Malaysia, namun dari segi keuntungan, Malaysia masih jauh di atas Indonesia,” kata Yudi.
Perusahaan juga harus mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi ini. Perangkat yang paling kritikal, selain penyiapan SDM yang melek IT, adalah jaringan komunikasi data. VSAT merupakan solusi jaringan komunikasi data bagi lokasi perkebunan dan kantor cabang yang biasanya terletak jauh dari kota dan belum terjangkau jaringan komunikasi terrestrial.
Selain memanfaatkan VSAT sebagai pendukung aplikasi ERP, perkebunan dapat menggunakannya untuk percakapan VoIP, videoconference, video surveillance, dan lain-lain. Sementara itu, untuk site-site yang hanya menggunakan aplikasi transaksional, yang tidak membutuhkan bandwidth yang besar, dapat menggunakan jaringan VPN Ezy dengan berbagai pilihan akses yang tersedia.
*) IFS Solutions Indonesia, sebagai penyedia jasa perangkat lunak, memperkenalkan solusi treeS Applications. Solusi ini dikhususkan untuk sistem informasi yang sesuai dengan karakteristik industri perkebunan, khususnya kelapa sawit. –end-
Saya ingin memulai Bisnis Kelapa Sawit, baiknya apa yang perlu dipersiapkan paling awal ya? Mohon bantuannya 🙂
AG. Hasibuan mengatakan:Saya tiagngl di Luar Negeri,,,dan ada seorang teman ingin berinvestasi di Papua dan beliau menanyakan saya,masih adakah lahan yg bisa di Gunakan di Papua utk Perkebunan Kelapa Sawit,dan bagaimana cara2nya.dan seterusnya dengan siapakah saya berhubungan ???tolong berikan Informasi yg lengkap ke E-mail saya di atas.Terima Kasih
Dengan karakteristik Perkebunan kelapa sawit yang padat modal ini, tidak bisa dihindari pengunaan/Pemanfaatan IT System applikasi ERP untuk mengontrol/memonitoring sedini mungkin pengunaan costing/Biaya2 yg akan keluar (Base On Budget) atau telah digunakan disetiap aktivitas di dalam proses perkebunan mulai dari Land Clearing, Pembibitan, Tanaman belum menghasilkan, Tanaman menghasilkan, pengolahan di Pabrik klp sawit dan sampai Replanting kembali ( Life Cycle Perkebunan). bisnis proses perkebunan dan akuntansi perkebunan sangat komplek dari bisnis proses dan akuntansi pertambangan, ada beberapa pedekatan metode control di akuntansi yaitu dengan ABC ( Aktivity Base Costing), Cost Center, Running Account, dll, dari pendekatan metode tersebut kita dapat menghitung biaya/cost yg telah diserap dari dan sampai komponen perkebunan yg paling kecil yaitu perblok tanaman sawit. komponen biaya dalam aktiviti terdiri dari 3M (MAN,MECHINE,MATERIAL). Terima kasih
IT memang memegang peranan penting dalam industri pengolahan hasil pertanian maupun perkebunan, karena dengan IT kita bisa mensinkronkan stok bahan, kapasitas produksi, maupun permintaan secara integral sehingga optimasi proses bisa lebih baik. Kunjungi blog kami untuk mendalami pengolahan minyak kelapa sawit:
http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-sawit.html
Salam kenal.
Terima Kasih atas penambahan informasi mengenai pengolahan minyak kelapa sawit,
Semoga suatu saat kita dapat melakukan kerjasama untuk meningkatkan daya saing pengolahan hasil pertanian maupun perkebunan di Indonesia.